Mendefinisikan Peran

 Halo!! Perkenalkan nama aku Ilham Bintang Nurmansyah. Aku lahir di Bandung, 30 November 2001. Aku anak pertama dari 2 bersaudara. Aku berasal dari SMAN 3 Bandung.

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Aku orangnya punya rasa ingin yang tahu tinggi. Karenanya, aku suka belajar banyak hal. Kalau ada hal yang aku sukai, tapi aku belum bisa, aku tidak segan untuk belajar. Aku orangnya pemalu sebenarnya kalau baru pertama kali ketemu orang, tapi kalau udah deket, keluar sifat aslinya. Aku juga ceroboh, kalau nyimpan barang kadang ga pada tempatnya. Selain itu, aku orangnya pantang menyerah, pokonya selalu berpikir positif! 
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Aku punya impian untuk bisa mengembangkan teknologi di Indonesia. Caranya adalah dengan terus belajar belajar dan belajar. Ga hanya belajar hardskill, tetapi juga belajar softskill. Aku sangat tertarik dengan topik self-development. Karenanya, dengan mengembangkan diriku terlebih dahulu berharap bisa mengembangkan Negara Indonesia. Selain itu, aku juga punya mimpi untuk bisa belajar di MIT sebagai batu loncatan untuk menggapai big goals ku.

Cepatnya Perkembangan Teknologi sebagai Tantangan Masa Depan Dilihat dari Kacamata VUCA

    Di masa kini, perubahan terjadi dengan semakin cepat sebagai salah satu akibar dari kemajuan teknologi dan informasi. Untuk dapat menghadapi tantangan masa depan, kita perlu memahami terlebih dahulu tantangan seperti apa yang akan kita hadapi?. Konsep VUCA akan membantu kita memahami tantangan masa depan.

    Cepatnya perkembangan teknologi merupakan salah satu tantangan masa depan yang sedang kita hadapi sekarang. Perkembangan teknologi memberikan kita dampak yang sangat baik dalam kehidupan sehari hari. Tetapi, kita tidak bisa hanya melihat dari 1 sudut pandang saja. Banyak juga orang orang diluar sana yang merasakan dampak buruk dari cepatnya perkembangan teknologi ini.

    Mari kita telaah tantangan masa depan berikut dengan menggunakan metode VUCA. Volatile dalam masalah ini adalah perkembangan teknologi sangat cepat berkembang. Semakin maju zaman, semakin cepat perkembangan teknologinya.

    Selanjutnya, uncertain dalam masalah ini adalah perkembangan teknologi tidak bisa kita prediksi akan seperti apa. Bisa saja teknologi itu membawa manfaat bagi kita, atau malah membawa kehancuran bagi kita sendiri.

    Berikutnya, complexity dari cepatnya perkembangan teknologi adalah bahwa hal ini berkaitan dengan banyak aspek-aspek lain dalam kehidupan seperti ekonomi, politik, pendidikan, dll. Contoh nyata yang terjadi saat ini adalah dalam bidang pendidikan. Ketika terjadi pandemi seperti ini, kegiatan pendidikan tidak terhenti dan masih bisa berlanjut karena bantuan teknologi. Namun, masih banyak orang diluar sana yang terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan pendidikan karena ketidaktersediaan teknologi di lingkungan mereka. Hal ini mengakibatkan pendidikan yang hanya bisa di akses oleh orang yang mempunyai teknologi saja.

    Terakhir adalah ambiguity. Teknologi itu sifatnya seperti dua mata pisau, bisa saja kita gunakan untuk memberikan dampak positif pada diri sendiri dan lingkungan. Namun bisa juga kita gunakan untuk berbuat keburukan seperti melanggar privasi, menyebar hoax, dll.

    Permasalahan tentang ini bukanlah hal yang sulit diatasi, jika kita mengetahui solusinya. Dalam bukunya, Patrick Hollingworth menjelaskan ada tiga 'wawasan' yang perlu kita ketahui tentang diri sendiri agar transisi dari status quo menuju VUCA dapat kita hadapi. Hal ini ia sebut sebagai Alpine Style Model.

    Jadi, solusi yang bisa saya berikan terhadap tantangan masa depan ini, menggunakaan tools Alpine Style Model adalah , yang pertama kita harus mengetahui kemampuan diri dan lingkungan sekitar dalam bidang teknologi. Lalu yang kedua, setelah mengeahui masalahnya, kita harus mau belajar tentang teknologi, juga mengajarkan lingkungan sekitar kita yang masih gagap teknologi. Selanjutnya, teknologi terus berkembang, maka pemikiran kita juga harus ikut berkembang.Terakhir, jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada.